let the money works, not you

Warisan

May 3, 2010

Pernah anda antri di dokter atau rumah sakit menunggu giliran periksa? Kalau di dokter mungkin kurang begitu seru karena biasanya sakitnya sejenis, kalau di dokter gigi ya pasti masalah sakit gigi, atau kalau pas musim flu ya seragam batuk dan pilek. Tetapi kalau di rumah sakit lebih beragam, dari penyakit sepele sampai yang benar-benar serius. Dibalik itu semua yang berasa begitu masuk ke dalam lingkungan rumah sakit adalah suasana muram, auranya adalah aura kesedihan dan kesakitan membuat seketika teringat akan...kematian!

Bukan maksud saya membuat cerita yang menyeramkan, tetapi perasaan waktu hari ini antri giliran periksa dokter di suatu rumah sakit membuat serasa pipi saya ditampar bolak-balik. Apa masalahnya? ya soal kematian itu tadi, dimana takdirnya semua yang hidup pasti akan mati. Betapa umur manusia sangat tidak bisa diprediksi akan tamat kapan, dimana dan oleh sebab apa. Seketika saya membayangkan bagi yang meninggal tentu semua urusan di dunia ini sudah selesai, it's finished!!, akan tetapi bagi yang ditinggalkan tentu hidup masih terus berlanjut. Nah kalau kebetulan anda sebagai tulang punggung pencari nafkah buat keluarga kira-kira bagaimana kelanjutan hidup keluarga sepeninggal anda? Apa warisan yang anda tinggalkan?

Sebagai manusia yang diberi akal budi oleh Yang Maha Kuasa tentu kita berkeinginan mempersiapkan segala sesuatu buat keluarga yang sewaktu-waktu akan kita tinggalkan, meninggalkan warisan buat keluarga yang ditinggalkan. Salah satu caranya adalah melalui asuransi, dengan membeli polis asuransi setidaknya kita meninggalkan harta sebagai bekal hidup keluarga nantinya. Akan tetapi asuransi hanya memberi uang yang sewaktu-waktu akan habis bila hanya dibelanjakan.

Lalu apa yang harus ditinggalkan sebagai warisan yang tidak bisa habis? Pasti banyak yang menjawab: ilmu, betul sekali. Tapi ilmu apa? ilmu fisika? kimia? matematika? atau ilmu perdukunan? Hahahah...bukan itu sobat, tapi ilmu tersebut adalah:

1. Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Dengan mendidik keluarga terdekat agar berjiwa dan bermental wiraswasta sama seperti mempersiapkan mental untuk tegar dan bermental baja menghadapi cobaan. Bila sejak awal sudah berjiwa wiraswasta tentu tidak susah untuk meneruskan atau mewarisi usaha yang sudah anda rintis, syukur-syukur bisa semakin berkembang. Mendidik seorang anak atau istri agar berjiwa wiraswasta tentu tidak gampang, seperti yang pernah ditulis di artikel Wirausaha - karena potensi atau peluang, tidak semua orang bisa menjadi wiraswasta karena tidak semua orang berjiwa wirausaha. 
Kalau ternyata tidak bisa juga bagaimana? Nah inilah kegunaan ilmu yang kedua:

2. Kebebasan Finansial (Financial Freedom)
Seperti pada tulisan sebelumnya Kebebasan Finansial alias Financial Freedom sudah dipaparkan sedikit apa dan bagaimana financial freedom itu. Dengan mencapai kebebasan keuangan kita akan mencapai suatu kehidupan dimana tanpa bekerja secara fisik kehidupan keuangan kita sudah terjamin. Maka ilmu menuju ke kebebasan finansial akan membuat investasi-investasi yang sudah dilakukan akan semakin berkembang bukan semakin menyusut dan lama-lama habis. Dengan memberi dasar-dasar ilmu investasi dan pengelolaan asset diharapkan keturunan kita akan bisa tetap merasakan kebebasan finansial itu, merawatnya dan mengembangkannya.

Ilmu-ilmu diatas tidak berarti mengecilkan arti ilmu yang didapat di sekolah terutama ILMU AGAMA. Tanpa ilmu agama seberapa besarpun harta yang ditinggalkan akan lewat, ilmu agama tetap menjadi terpenting. Sedang ilmu yang didapat di sekolah akan menjadi pondasi bagi ilmu yang lainnya.

1 comment

  1. kebebasan finasial ini yang diinginkan orang banyak
    Gak usah kerja kita dapet duit He..he... :)

    ReplyDelete

...better positive nothing than negative one...

Harap meninggalkan kesan & pesan terhadap konten ini, asal bukan spam tetap akan saya tampilkan sepedas apapun kritik anda. Adilla.

 

Recent Comments

Blog Stats